Ps.
Hendra Joostensz - Khotbah Ibadah Raya -
Minggu, 3 Mei 2015
Galatia 5 : 22-23
“Tetapi buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan,kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal
itu”
Karakter ke
dua dari buah roh adalah sukacita.
Sukacita
dalam bahasa inggris : joy
Dalam
bahasa yunani :chara yg berasal dari kata charis(rahmat)
“sukacita adalah
ekspresi yang bersumber pada Allah karena Roh Kudus yang bekerja.”
Sukacita adalah ekspresi, jadi ketika kita berbicara tentang sukacita bukan
bicara tentang dalam hati siapa yang tahu…. Tetapi sukacita yang dimaksudkan berbicara tentang pancaran ekspresi. Sukacita
adalah sesuatu yang nyata terlihat dalam
ekspresi wajah dan tubuh. Ini adalah ekspresi yang kelihatan bukan ekspresi
yang tenggelam/tersembunyi. Tidak mungkin orang berkata dia bersukacita padahal
wajahnya cemberut.
Sukacita ada didalam kita murni karena pekerjaan Roh Kudus. Alasan
sesungguhnya kita dapat bersukacita adalah karena Tuhan Yesus. Ada banyak dari
kita tidak bersukacita karena masalah pergumulan kita. Kita menyatakan sebuah
ekspresi berdasarkan sikap hati kita.
Perkara memuji dan menyembah adalah saat kita memaksakan diri, kita tidak
bisa mengikuti keingginan hati/mood kita , kita harus memaksakan diri kita
untuk bias melakukannya. Dalam bahasa aslinya(chara) sukacita tidak ada
hubungannya dengan suasana hati kita/mood kita karena sukacita yang
sesungguhnya adalah pekerjaan Roh Kudus. Kalau kita mengerti sukacita yang
sebenarnya maka kita juga akan mengerti apa yang dikatakan Raja Daud “hai
jiwaku pujilah Tuhan”, sebab jika ada Roh Allah didalam kita maka kita dapat
berkata seperti Daud. TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK BERSUKACITA.
Pemazmur berkata “beribadahlah kepada Tuhan dengan sorak sorai”
Dalam 1 kor 3:16, 1 kor 6:19 teltulis bahwa tubuh kita adalah Bait Allah,
Bait Allah identik dengan KEHADIRAN ROH KUDUS, maka Roh Kudus ada didalam kita.